Selasa, 29 Januari 2013

New Media


NEW MEDIA

Bicara tentang kemajuan teknologi memang tidak ada habisnya. Dari dahulu samapi sekarang ada saja istilah-istilah baru. Salah satunya seperti yang satu ini,New Media. Apa sih New Media itu? Sebelum membahas lebih lanjut ada baiknya kita tahu arti dari setiap kata yang membangunnya. Ehemm ,, ‘Media’ sebenarnya merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin. Namun jika dilihat dari sudut pandang harfiah, media / medium mempunyai arti perantara atau pengantar. Dan pengertian secara umum menyimpulkan bahwa media itu adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi (perantara) dari sumber informasi kepada penerima informasi yakni kita-kita ini. Berpegangan pada pengertian itu kita tahu bahwa tanpa media kita menjadi buta akan informasi dan dari situlah muncul manfaat media yang begitu kompleks nan luas yaitu memudahkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu dan bukan hanya informasi tetapi yang kita cari tanpa perlu repot lagi. Media juga mengantarkan taraf hidup manusia mejadi lebih mudah. Media juga tak bisa lepas dari peran teknologi yang maju saat ini, tanpa teknologi media takkan berarti apa-apa. Kita ambil contoh terapan media di dunia pendidikan. Di dunia pendidikan kesemuanya sudah maju. Guru / Dosen sudah tidak lagi menulis di white / black board. Namun sudah beralih ke OHP dan bahkan tak jarang sudah menggunakan proyektor mini guna penyampaian materi yang lebih interaktif. Lebih canggih lagi, mahasiswa juga diwajibkan untuk mengikuti proses belajar mengajar melalui media internet yang populer dinamakan e-learning. Tanpa perlu datang ke kampus, mahasiswa hanya perlu duduk di kursi rumah atau dimanapun mereka berada asal koneksi internet tetap terhubung.

Lantas, apakah pengertian ‘baru’ disini? baru (new) disini sesuatu yang bersifat inovatif yakni perubahan yang melahirkan sesuatu yang sangat dinantikan semua orang.
Oleh karena itu, New Media adalah media baru sebagai produk teknologi informasi dan komunikasi sekarang dan mendatang bersama-sama dengan komputer digital. Mereka (new media) meninggalkan teknologi yang masih bersifat analog, mekanik, boros energi, tidak ramah lingkungan dan yang pasti masih menggunakan teknologi yang rendah alias jadul.

Berikut ini adalah contoh teknologi apa saja yang termasuk media baru yaitu :
  • Internet
  • Televisi Digital / Plasma TV
  • Digital Cinema / 3D Cinema
  • Superkomputer / Laptop
  • DVD / CD / Blue Ray
  • MP3 Player
  • Ponsel / PDA Phone
  • Video Game
  • RSS Feed
  • Streaming Video
  • Dan lain-lain
Selain teknologi, new media juga tidak bisa dipisahkan dengan dunia digital. Ini disebabkan sebagian besar new media di dominasi oleh produk berteknologi digital yang seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mudah, interaktif dan tidak memihak. Contohnya internet, dari internet saja kita bisa mengambil banyak manfaat dari sana. Termasuk yang lagi tren saat ini yakni jejaring sosial macam facebook dan twitter.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi juga berpengaruh kepada paradigma masyarakat saat ini yang mengubah keseluruhan cara pandang tentang berbagai masalah dan persoalan yang dihadapi. Contohnya dalam hal media massa yang sudah dikenal dengan RSS Feed. Dan lagi-lagi ini berkaitan dengan internet / bersifat jaringan. Masyarakat yang mendapatkan informasi lewat RSS Feed berarti sudah memanfaatkan new media. Yang RSS Feed sendiri adalah berita / informasi yang disampaikan dan ditampilkan dengan berlangganan di suatu situs sumber informasi.

semakin kesini perkembangan new media akan semakin pesat. akan banyak lagi teknologi-teknologi new media yang akan hadir di dunia.

NEW MEDIA

BAHASA NEW MEDIA



Bahasa New Media mengusulkan kerangka historis dan kritis untuk analisis objek media baru. Teks dimulai dengan pembahasan lima prinsip utama yang membedakan (komputasi) media baru dari yang lama: representasi numerik, modularitas, otomatisasi, variabilitas, dan transcoding. Kepada siapa pun dengan bahkan pengalaman yang paling dasar dengan perangkat komputasi dan perangkat lunak, ini prinsip di perbatasan jelas, bagaimanapun, mereka singkat membingkai diskusi selanjutnya buku dari operasi inti dan affordances objek media baru dan hubungannya dengan produksi budaya.

Manovich mengidentifikasi seleksi, compositing, dan teleaction sebagai operasi utama sistem media baru. Membandingkan perpecahan imajinatif-produktif antara tembakan yang mencirikan montase sinematik dengan pencampuran mulus benda virtual dan nyata dalam karya CGI – dan selanjutnya iterasi ini dibandingkan dengan penjajaran menarik dari Jurassic Park dan lukisan Realisme Sosialis – Manovich melanjutkan untuk membahas benar berkorelasi ke bioskop dan novel yang dibawa oleh media baru, yaitu, database.

Bagian kedua dari belakang buku ini, “The Forms,” berpendapat bahwa, meskipun kecenderungan banyak karya untuk meniru atau echo sistem narasi linear dari bioskop, logika yang mendasari database adalah satu spasial, paradigma dimana – atau apa penulis skenario mungkin sebut “cerita busur” – ditekan dan Sintagma – unit ekspresi yang membangun makna – foregroundkan. Manovich diakhiri dengan diskusi tentang sifat perubahan bioskop dan bentuk budaya lainnya dibawa oleh tantangan dan kemungkinan yang diangkat oleh media baru.